[[ – Teror Diatur Dari Penjara – ]]

Kapal 60Ton Bermuatan Peledak Ditangkap Dilaut Cina Selatan

BANDA ACEH, KOMPAS – Kelompok yang didugateroris di Nangroe Aceh Darussalammerupakan pertautan berbagai unsur dan latar belakang. Pemain lama dalam jaringan terorisme berperan cukup kuat, termasuk melakukan komunikasi dari penjara.

Pemain lama terbagi kedalam 3 kategori, yakni narapidana, bekas narapidana, dan buronan lama kasus terorisme. Pemain lama itu berperanberperan dalam mengarahkan, membuat simpul, mencari pemain baru, dan memanfaatkan berbagai potensi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

Hal itu terungkap berdasarkan penyelidikandan interogasi tim Detaseman Anti Teror Polri di Aceh, Rabu (17/3) terhadap para teroris yg ditangkap. Salah satu indikasi keterlibatan narapidana terorisme adalah  adanya komunikasi Iwan Dharmawan alias Rois, Terpidana mati mati dalam kasus bom kuningan (didepan kedutaan besar Australia) tahun 2004, dengan 2 tersangka terorisme yg ditangkap di Aceh. Rois belum di eksekusi mati dan masih dipenjara di LP Cipinang. Sejauh ini polisi mendeteksi 2 tersangkayang ditangkap di Aceh yakni Sapta alias Ismet alias Syaelendra (40) Dan Zaki Rahmatullah alias Abu Jahid kerap bertelepon dengan Rois. Sapta dan Zaki berasal dari Pandeglang , Banten. Sapta anak buah Rois terlibat bom kuningan.

Informasi yg dihimpun di kepolisian, sekitar 2 pekan yg lalu. Polisi menggeledah Rois dan menemukan 8 teleponseluler yang selama ini digunakannya didalam penjara.

Humas Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Chandra Listiono mengatakan akan mengecek informasi tersebut. Ia sudah menghubungi kepala LP Cipinang, tempat Rois dipenjara, tetapi belum mendapatkan info detail, “mungkin kepala LP nya tidak tahu karena masih baru,” ujarnya.

Jaringan teroris diduga merekrutanggota mereka di NAD dengan memanfaatkan kegiatan perekrutan mujahidin untuk dikirim ke Palestinaoleh Front Pembela Islam (FPI) pd awal januari 2009. Pengiriman calon itu batal. Ketua FPI wilayah NAD Yusuf Al Qardhawi membantah keterlibatan FPI dengan terorisme yg ada.

Sementara itu aparat Bea Cukai Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea Dan Cukai kepulauan Riau menangkap kapal yg bermuatan 60 ton bahan peledak berupa amonium nitrat di perairan laut cina selatan. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kepri Nasar Salim, Rabu mengatakan, bahan peledak itu masuk secara ilegal dari Malaysia dengan tujuan Sulawesi.

http://gratisdoank.wordpress.com/2010/03/18/kompas-18-maret-2010/